Selasa, 28 Maret 2017

Mari mengerti, saatnya Indonesia terpatri

gambar dari google

Cukup prihatin melihat kondisi Indonesia saat ini, orang saling fitnah satu sama lain, gontok-gontokan satu sama lain, saling benci membenci satu sama lain. Saya khawatir, ini adalah pintu menuju dari awal kehancuran Indonesia. Kita semua tahu, Indonesia adalah bangsa besar, memiliki banyak suku dan budaya, pulau-pulau tersebar digaris khatulistiwa, bahasa yang berbeda-beda, ideologi Pancasila adalah pemersatunya dan kita tetap Indonesia Raya. Saya yakin tidak ada satupun  negara dipenjuru dunia yang mampu menghancurkan Indonesia sampai terpecah-belah.

Tetapi melihat kondisi Indonesia seperti dihari-hari belakangan ini, tidak bisa dihindari, bisa jadi perpecahan ini menjadi awal hancurnya negeri ini. Seperti yang Arnold J Toynbee dan Gibbon pernah katakan, yang hampir sama artinya sebagai berikut : A great civilization never goes down, unless it destroys itself from within. A great civilization never goes down, unless it destroys itself from within. Satu kebudayaan yang besar, yang tinggi, yang mulia, katakanlah satu bangsa yang besar, tidak akan tenggelam, tidak akan hancur, tidak akan bisa tenggelam, tidak akan bisa hancur, kecuali bangsa itu merusak dirinya dari dalam.

Oleh karena itu marilah kita sebagai rakyat yang mencintai negara Indonesia, sebagai rakyat yang menginginkan perdamaian, sebagai rakyat yang tidak ingin ada gontok-gontokan satu sama lain, sebagai rakyat yang tidak ingin ada fitnah-menfitnah satu sama lain, sebagai rakyat yang tidak ingin ada benci-membenci satu sama lain. Kita masing-masing sudah tahu bahwa moral agama harus dipegang tinggi, agama apapun tidak membenarkan gontok-gontokan, tidak membenarkan benci-membenci, tidak membenarkan fitnah-memfitnah. Seperti yang kita sudah ketahui semua, fitnah adalah lebih kejam dari pembunuhan, bayangkan.!! Lebih kejam dari pembunuhan, dalam islampun membunuh satu orang berarti membunuh seluruh orang didunia.

Dan saya juga mengambil cerita daripada zaman Nabi, ketika Nabi berperang dengan kaum Quraisy, perang yang begitu termahsyur, sesudah kaum Quraisy ini kalah, mereka dijadikan tawanan dan dibawa ke mekkah. Mereka semua ketakutan, tetapi Nabi berkata, aku ampuni kalian semua. Karena Nabi mengerti tidak bisa suatu bangsa, yaitu bangsa itu hidup terus dengan suasana gontok-gontokan, fitnah-memfitnah, benci-membenci.

Maka dari itu marilah kita semuanya, aku, kamu, bapak itu, ibu itu, remaja sana, remaja sini, mari mengerti kondisi ini, bahwa kita sebagai rakyat Indonesia  memiliki tugas yang sama, memiliki keinginan yang sama, memiliki impian yang sama yaitu Indonesia bersama. Jangan sampai Negara lain yang membenci Indonesia melihat celah ini untuk dimasukinya dan menghancurkannya dari luar.

Senin, 27 Maret 2017

memaknai arti pemuda

Akupun belum memahami betul apa makna dari pemuda, apa kekuatannya sesungguhnya, apa kelebihannya dan gelombang seperti apalagi yang ada ketika menjadi pemuda. Menurut Ortega G Yasset pemuda adalah the agent of change, agen perubahan yang pada pundaknya dibebani harapan-harapan sebuah bangsa. bila kaum muda memiliki kapabilitas,  visi, dan kinerja yang memuaskan, maka sebuah bangsa akan menuai keberhasilannya. Selain itu, memaknai pemuda juga harus melihat aspek faktor psikologis. Artinya, seseorang yang berusia 20 tahun tetapi suka berpikir mapan, pro status quo, dan tidak tergerak untuk melakukan perubahaan, maka status kepemudaannya patut diragukan. Karena, posisi pemuda yang paling ideal adalah selalu menjadi garda terdepan dari perubahan.

Tidak bisa dipungkiri, sejarah telah membuktikan hebatnya pukulan dari pemuda. bisa kita ambil dari Era Kebangkitan Nasional 1908,Soempah Pemoeda 1928, Kemerdekaan Indonesia 1945, Era Orde Baru 1966, Era Reformasi 1998. Kita sepakat, itu semua dipelopori oleh pemuda.

Diskusi-diskusi terkait keberlangsungan hidup, entah itu masalah pemerintahan, masyarakat ataupun lingkungan, seharusnya sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kaum muda. Agar pemuda mulai memupuk sedalam-dalamnya di dalam diri bahwa tidak sepantasnya remaja seusianya menikmati kesenangan atau melarikan diri ke dalam dunia khayalan.

Sekarang tinggal kita yang menentukan, apa kita, generasi selanjutnya hanya menjadi debu-debu perjalanan waktu. Tidak berhasil membangun peradaban bangsanya dan hanya menjadi pemuda yang hanya bertindak sebagai mesin fotocopy dari generasi sebelumnya. Artinya, kita, tidak mampu menjadi bagian dari trendsetter dari sejarahnya.

Apakah artinya hidup sebagai angkatan muda yang selalu dibayangi oleh kebanggaan generasi yang terdahulu tentang keagungan hasil yang mereka capai.??